Lima lainnya masih hidup meski saat ditemukan sudah dalam keadaan lemas, yakni Emi (41), Zanette Kalila Azaria (13), Santi (22), Fitriani (23) dan Windy (23).
"Dia masuk ke rumah, kondisi pintu terbuka tapi tidak ada orang kemudian dia teriak minta tolong ke rumah ada saya," ujar Lutfi yang bekerja sebagai petugas satpam di kediaman Dodi yang lainnya yang berada tidak jauh dari rumah tersebut.
Selanjutnya, Lutfi bersama beberapa warga menuju rumah Dodi untuk membuka paksa pintu kamar mandi dan menemukan tumpukan korban sebanyak 11 orang di dalam kamar mandi berukuran 1,5 meter x1,5 meter.
Lutfi mengungkapkan, Dodi terlihat berdarah pada bagian dada sebelah kanan dan luka kulit terkelupas pada bagian tangan, serta wajah kebiruan.
"Saya buka paksa pakai linggis tidak bisa akhirnya dibongkar pake godam (martil besar)," kata Gani.
Gani menceritakan kondisi para korban tersebut ditumpuk dalam ruang kamar mandi dengan kondisi disekap, lampu dimatikan dan air dinyalakan, serta pintu dikunci dari luar.
Beberapa korban terlihat mengalami pendarahan akibat luka pada tubuhnya diduga tindakan kekerasan yang dilakukan pelaku.
Barang Tak Hilang
Sementara itu pengacara keluarga Dodi, John Siregar mengungkapkan kliennya tidak memiliki masalah dengan seseorang terkait pekerjaan maupun persoalan keluarga.
"Semua baik-baik saja," ungkap John.
John meragukan perampokan sebagai motif terhadap pembunuhan pria yang berprofesi pengusaha properti dan arsitektur itu, karena tidak ada harta benda yang hilang.
Diketahui, Dodi merupakan pengusaha properti dan memenangi tender renovasi Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK).
Terkait dugaan motif karena bisnis, John enggan memberikan keterangan karena proses penyidikan masih dilakukan kepolisian.
John mengaku sebagai tim kuasa hukum Dodi yang berkaitan dengan urusan keluarga sehingga tidak mengetahui detail kegiatan bisnis korban.
Keponakan Dodi, Lolita mengatakan saat pelaku datang beraksi, Dodi sedang tidak berada di rumah, lalu kemudian ia datang ke kediamannya.
Saat itu, pelaku memaksa meminta uang kepada Dodi hingga akhirnya terjadi penganiayaan dan penyekapan terhadap 11 orang di kamar mandi.
Berdasarkan keterangan seorang saksi, Kepala Subdirektorat Kejahatan dan Kekerasan Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Polisi Hendy F Kurniawan menerangkan pelaku beraksi saat salah satu korban Yanto mengeluarkan mobil dari halaman parkir rumah Dodi.
Salah satu pelaku sempat menodongkan senjata api kepada Yanto sebelum pelaku yang diperkirakan berjumlah tiga orang itu masuk ke dalam rumah Dodi.
Guna membantu penyelidikan terhadap pelaku, polisi akan memeriksa sejumlah saksi korban yang selamat dan menganalisa kamera tersembunyi.
Berbagai cara dilakukan petugas untuk mengidentifikasi pelaku termasuk salah satunya dengan mencari sidik jari pada beberapa bagian rumah dan kendaraan milik Dodi serta melibatkan anjing pelacak.
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Argo Yuwono menyatakan penyidik akan mendalami keterangan beberapa saksi termasuk korban yang selamat guna mengejar pelaku.
Namun Argo belum dapat menuturkan secara detail upaya polisi mengungkap identitas yang diduga sebagai pelaku pembunuhan keji tersebut.
Kepala Bidang Pelayanan Kedokteran Kepolisian (Kabid Yandokpol) RS Polri Kramatjati Jakarta Timur Komisaris Besar Polisi Yusuf Mawadi menjelaskan tim dokter forensik masih meneliti penyebab kematian para korban.
Yusuf menuturkan tim dokter forensik dan hasil laboratorium akan mendapatkan dugaan penyebab kematian korban setelah melalui beberapa tahapan pemeriksaan yang selanjutnya akan diserahkan kepada penyidik kepolisian.
"Hasilnya butuh beberapa macam tahapan dan saat ini belum dapat disimpulkan," tutur Yusuf.
Editor: Hence Paat
COPYRIGHT © ANTARA 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar