"Harus kompak bersama dan memajukan program pemerintah dan Golkar ke depan," kata Setya Novanto seusai menghadiri sidang di pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta.
Setya Novanto yang dalam persidangan mengenakan kemeja batik lengan panjang berwarna cokelat itu sudah tampak sehat setelah pada pekan lalu ia mengeluhkan mengalami diare dan tidak merespon pertanyaan majelis hakim.
Saat ditanya mengenai pengesahan Airlangga Hartarto sebagai ketua umum Partai Golkar menggantikan dirinya, Setnov pun mengaku berharap agar Airlangga melanjutkan program-program yang sudah ia canangkan sebelumnya.
"Ya saya bangga sama Pak Airlangga. Saya berharap Pak Airlangga bisa menindaklanjuti program yang sudah berjalan," tambah Setnov.
Pada hari ini, Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Golkar mengukuhkan Airlangga Hartarto sebagai Ketua Umum DPP Partai Golkar menggantikan Setya Novanto hingga 2019.
Peserta Munaslub juga memberikan mandat penuh kepada Airlangga Hartarto untuk melakukan revitalisasi kepengurusan dewan pimpinan pusat (DPP) Partai Golkar dengan menjadi formatur tunggal.
Setya Novanto adalah terdakwa kasus dugaan tindak pidana korupsi pengadaan KTP elektronik (KTP-e).
Setnov diduga menerima 7,3 juta dolar AS dan jam tangan Richard Mille senilai 135 ribu dolar AS dari proyek KTP-e. Setya Novanto menerima uang tersebut melalui mantan direktur PT Murakabi sekaligus keponakannya Irvanto Hendra Pambudi Cahyo maupun rekan Setnov dan juga pemilik OEM Investmen Pte.LTd dan Delta Energy Pte.Lte yang berada di Singapura Made Oka Masagung.
Sedangkan jam tangan diterima Setnov dari pengusaha Andi Agustinus dan direktur PT Biomorf Lone Indonesia Johannes Marliem sebagai bagian dari kompensasi karena Setnov telah membantu memperlancar proses penganggaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar