Kapolres Labuhanbatu AKBP Frido Situmorang, ketika dihubungi membenarkan bahwa polres telah mengamankan dua terduga simpatisan ISIS dari hasil penyelidikan dan pengembangan yakni AK dan FD.
Awalnya FD (27) warga Kabupaten Labuhanbatu, Sumut, tidak terima setelah sepeda motor yang digunakan rekannya AK (28) warga Kota Pekan Baru, Riau, ditilang personil Satlantas dalam kegiatan rutin pemeriksaan kendaraan, Jumat malam sekira pukul 09.30 WIB di Pos Satlantas Sigambal.
Pada saat itu personil menghentikan sepeda motor matic tanpa nomor polisi yang dikendarai AK dari arah selatan ke utara dan dia tidak bisa menunjukkan dokumen surat kendaraan dan personil melakukan tindakan penilangan.
Selanjutnya AK menghubungi FD untuk melaporkan sepeda motor yang digunakannya diamankan polisi, lalu FD datang kepada petugas memohon agar kendaraanya dilepaskan.
Namun, petugas bersikukuh agar sepeda motor tersebut ditahan sebagai barang bukti hingga membuat FD berang dan menyebut dirinya sebagai pendukung ISIS Labuhanbatu.
Untuk kepentingan penyelidikan, ujar Frido, personil menghubungi Satintelkam dan Polsek Bilah Hulu guna mendalami keterlibatan hingga penyebaran AK dan FD dalam kelompok teroris berdasarkan pengakuannya.
Setelah digeledah dalam kontrakan AK ditemukan barang bukti dokumen-dokumen tentang gerakan terorisme, yakni bendera ISIS, buku tentang kekhilafaan, sejumlah dokumen dan bendera khilafah islamiyah.
Frido menjelaskan, untuk kepentingan lebih lanjut, Polres Labuhanbatu berkoordinasi mengamankan dua pria terduga simpatisan kelompok radikal ISIS dan juga istri FD ke Poldasu.
"Kami sudah temukan dokumen dan kami belum bisa menyimpulkan lebih lanjut, nanti diselidiki lagi di Polda," katanya.
Secara terpisah, Kepala Lingkungan Perdamean, Kelurahan Perdamean, Suhadi menjelaskan, FD dikenal berprofesi sebagai tukang kunci yang membuka usaha di rumah kontrakannya sekira setahun yang lalu, sedangkan, AK baru dilihatnya dalam sepekan ini.
Dia menjelaskan, tidak mengetahui gerakan mencurigakan serta keterlibatan AK dan FD dalam kelompok radikal di daerahnya.
"Keluarga FD tertutup. Yang saya tahu dia tukang kunci, rekannya tidak tahu kerja apa," katanya.
Editor: Hence Paat
COPYRIGHT © ANTARA 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar