Kepala Bagian Operasional (Kabag Ops) Polres Gorontalo Kota, Komisaris Polisi (Kompol) Pietmon Tamalawe, Selasa, mengatakan bahwa penempatan personil dilakukan sebagai langkah pengamanan saat aksi unjuk rasa dari pendukung salah satu peserta Pilkada Kota Gorontalo.
"Personil yang diturunkan terdiri dari Sabhara Polda, Brimob, Polres Gorontalo Kota, TNI dan Satpol PP," jelasnya.
Selain menempatkan personil pengamanan, Polisi juga memasang kawat berduri di sekitar kantor KPU Kota Gorontalo.
"Pemasangan `security barrier` atau kawat berduri itu hanya sebagai langkah antisipasi jika terjadi hal yang terburuk, karena kami tidak mau mengambil resiko dan melaksanakan pengamanan sesuai dengan protap yang ada," ungkap dia.
Ia mengatakan bahwa selain melakukan pengamanan di kantor KPU, Polisi juga melakukan pengawalan massa aksi yang berjumlah ratusan dengan personil dari Polisi Lalu Lintas di depan dan Sabhara di belakang iring-iringan massa aksi.
"Kami mengimbau kepada massa aksi agar tetap berpedoman pada tuntutan mereka yaitu unjuk rasa damai dan melakukan orasi dengan damai dalam menyampaikan aspirasi," pungkasnya.
Ratusan massa aksi pendukung salah satu peserta Pilkada Kota Gorontalo yaitu Marthen Taha-Ryan Kono mendatangi KPU Kota Gorontalo usai putusan dari Panwaslu Kota Gorontalo.
Panwaslu Kota Gorontalo melalui sidang musyawarah penyelesaian sengketa Pilkada, memutuskan dan merekomendasikan agar KPU setempat membatalkan pasangan Marthen Taha-Ryan Kono, sebagai peserta Pilkada tahun 2018 pada Senin (26/2) malam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar